When good things are spoken you find it difficult to pay attention, but when demeaning and distracting things are said, your ears are alert! This is tragic! Be the master of your behaviour; do not be led away by the impulses of the moment. Be conscious always of what is good for you. Carry on your daily tasks so that you do not make others suffer or suffer yourself. That is the sign of intelligent living! Do not give way to fits of anger, grief, elation or despair. The confusion you exhibit is the result of dark and dull (tamasic) and emotional (rajasic) qualities. Be calm, unruffled and collected (satwic). The more you develop charity for all beings, contrition at your own faults, fear of wrong, and fear of God — the more firmly established you are in peace!
Ketika hal yang baik dibicarakan maka engkau mendapatkan kesulitan untuk memberikan perhatian, namun ketika hal yang merendahkan dan mengacaukan dikatakan maka telingamu sangat sigap! Ini merupakan hal yang tragis! Jadilah penguasa atas tingkah lakumu; jangan terbawa oleh dorongan keadaan saat itu. Selalulah sadar apa yang baik untukmu. Jalankan tugasmu sehari-hari sehingga engkau tidak membuat yang lainnya menderita atau membuat dirimu menderita. Itu adalah tanda dari hidup yang cerdas! Jangan menyerah pada kemarahan, kesedihan, kegirangan hati, atau rasa putus asa. Kebingungan yang engkau tunjukkan adalah hasil dari sifat kegelapan dan kemalasan (tamasik) dan emosional (rajasik). Tetaplah tenang (satwik). Semakin engkau mengembangkan kedermawanan pada semua makhluk, penyesalan atas kesalahan sendiri, takut bersalah, dan takut akan Tuhan — semakin mantap engkau dalam damai! [Divine Discourse, Feb 27, 1961]
-BABA
No comments:
Post a Comment