Just as while eating you reject bad food, you must reject bad thoughts and take in only good and wholesome thoughts into the mind. Do not bear any ill-will towards those who may have done some harm to you. By returning evil for evil, how are you better than the other person? It is only when you do good even to the person that causes harm to you that you can show your better nature. Your face is the index of your mind. When you bear ill-will towards anyone, your enmity is reflected in your face and manners. When you entertain good and loving thoughts, your heart is filled with joy and you experience an upsurge of happiness. If you fill your heart with hatred, envy and pride, your life will become a dreary desert. On the other hand, if you fill your heart with love, your entire life becomes a saga of love.
Sama halnya saat makan engkau menolak makanan yang buruk, engkau harus menolak pikiran yang buruk dan hanya menerima gagasan yang baik dan sehat ke dalam pikiran. Jangan memiliki hasrat buruk kepada mereka yang telah menyakitimu. Dengan membalas kejahatan dengan kejahatan, bagaimana engkau menjadi lebih baik daripada orang lain? Hanya ketika engkau melakukan yang baik bahkan kepada orang yang menyebabkan penderitaan bagimu maka itu memperlihatkan sifatmu yang lebih baik. Wajahmu adalah petunjuk dari pikiranmu. Ketika engkau memiliki hasrat tidak baik kepada orang lain, kebencianmu dipancarkan lewat wajah dan tingkah lakumu. Ketika engkau memiliki pikiran yang baik dan welas asih, hatimu diliputi dengan suka cita dan engkau mengalami kenaikan rasa bahagia. Jika engkau mengisi hatimu dengan kebencian, iri hati dan kesombongan, hidupmu akan menjadi sebuah gurun yang suram. Sebaliknya, jika engkau mengisi hatimu dengan kasih, maka seluruh hidupmu menjadi sebuah kisah kasih sayang. [Divine Discourse, Jul 31, 1986]
-BABA
No comments:
Post a Comment