The
poet Kalidasa once said, “I would get liberation, as soon as I go”,
implying, liberation is achieved as soon as the ego disappears. For then
one would shine in his native splendour, as the indestructible Atma.
The ‘I’ when crossed out becomes the symbol of the cross. So what is
crucified is the ego. Once this happens, the Divine nature spontaneously
manifests itself unhampered. The ego is most easily destroyed by
devotion, by dwelling on the magnificence of the Lord. You can call Him
by any name, for all names are His. Select the Name and Form that best
appeals to you. That is why Sahasranamas (thousand names of the Lord)
are composed for the various forms of God; you have the freedom and the
right to select any one of the thousand.
Penyair
Kalidasa pernah berkata, "Saya akan mendapatkan pembebasan, begitu saya
pergi", ini menyiratkan, pembebasan dicapai secepat ego menghilang.
Selanjutnya seseorang akan memancarkan kemuliaannya, dapat diibaratkan
seperti Atma yang tidak bisa dihancurkan. 'I' bila disilangkan hasilnya
menjadi tanda silang. Jadi apa yang sebenarnya disilangkan tersebut
adalah ego. Setelah ini terjadi, sifat Ilahi spontan memanifestasikan
dirinya tanpa terhalangi oleh apapun. Ego paling mudah dihancurkan
dengan pengabdian dan dengan merenungkan keagungan Tuhan. Engkau dapat
memanggil-Nya dengan Nama apapun, karena semua Nama adalah milik-Nya.
Pilihlah Nama dan Wujud Tuhan yang paling menarik bagimu. Itulah
sebabnya Sahasranamas (ribuan nama Tuhan) diciptakan untuk berbagai
Wujud Tuhan; engkau memiliki kebebasan dan hak untuk memilih salah satu
dari ribuan Nama Tuhan tersebut.
-BABA
No comments:
Post a Comment