If
you have the ear, you can hear 'Om' in every sound announcing to you
the Lord's presence. The bell in temples is intended to convey the ‘Om’
as the symbol of the Omnipresent God. When the bell sounds, the Godhead
within you will awaken and you will be aware of His Presence. The jeevi
(individual soul) has come in with a dress (body), like a pilgrim on a
visit to a holy place. The jeevi must have a guide who will show the
sacred spots and help fulfil the pilgrimage. That guide is the Lord
Himself and the guide books are the Vedas, Upanishads and other
scriptures. The essence of the scriptures lies in this one rule: Repeat
the name of the Lord, keeping His Glow always before the mind.
Jika
engkau memiliki telinga, engkau dapat mendengar 'Om' dalam setiap suara
yang memberitahukan kepadamu kehadiran Tuhan. Lonceng di kuil-kuil
dimaksudkan untuk menyampaikan 'Om' sebagai simbol Tuhan yang
omnipresent (ada dimana-mana). Ketika bel berbunyi, Ketuhanan dalam
dirimu akan terbangun dan engkau akan menyadari kehadiran-Nya. Jeevi
(jiwa individu) telah datang dengan pakaian (badan jasmani), dapat
diibaratkan seperti para peziarah yang mengunjungi tempat suci. Jeevi
harus memiliki panduan yang akan menunjukkan dimana tempat suci dan
membantu memenuhi segala sesuatu dalam perjalanan suci tersebut. Panduan
tersebut adalah Tuhan sendiri dan buku panduannya adalah Weda,
Upanishad dan kitab-kitab suci lainnya. Inti dari kitab-kitab suci
terletak pada aturan yang satu ini: Ucapkan Nama Tuhan secara
berulang-ulang, dan jagalah Cahaya-Nya selalu dalam pikiran.
-BABA
No comments:
Post a Comment