Rathri means night, signifying darkness. Shiva means auspiciousness. ‘Shivarathri’ signifies auspiciousness which is inherent in darkness. It refers to the wisdom which exists in the midst of ignorance. Wisdom and ignorance are not two different things; they are essentially the same, opposite polarities of the same underlying principle. The state that transcends both wisdom and ignorance is Divinity, Paratatva. This Shivarathri is a day when one tries to establish friendship between mind and God. Shivarathri reminds everyone of the fact that Divinity is all-pervasive and is to be found everywhere. It is said that Shiva lives in Kailasa. But where is Kailasa? Kailasa is our own mind full of joy and bliss. It means that when you develop purity, steadiness and sacredness from within, your heart becomes filled with peace and bliss, and ultimately your heart itself is Kailasa.
Rathri berarti malam, menandakan kegelapan. Shiva berarti keberuntungan. 'Shivarathri' menandakan keberuntungan yang inherent dalam kegelapan. Ini mengacu pada kebijaksanaan yang ada di tengah-tengah kebodohan. Kebijaksanaan dan kebodohan bukanlah dua hal yang berbeda; mereka pada dasarnya sama, polaritas berlawanan dengan prinsip dasar yang sama. Keadaan yang melampaui baik kebijaksanaan dan kebodohan adalah Divinity, Paratatva. Shivarathri ini adalah hari ketika seseorang mencoba untuk membangun persahabatan antara pikiran dan Tuhan. Shivarathri mengingatkan semua orang dari fakta bahwa Divinity meresapi semuanya dan dapat ditemukan di mana-mana. Dikatakan bahwa Shiva tinggal di Kailasa. Tetapi di mana Kailasa? Kailasa adalah pikiran kita sendiri yang penuh dengan sukacita dan kebahagiaan. Ini berarti bahwa ketika engkau mengembangkan kemurnian, kemantapan, dan kesucian dari dalam, hatimu menjadi penuh dengan kedamaian dan kebahagiaan, dan akhirnya hatimu sendiri adalah Kailasa. [Divine Discourse 17 Feb 1985]
-BABA
No comments:
Post a Comment