One has only a short span of life on earth. But even in this short life one can attain divine bliss, by wisely and carefully using the time. Two people, same in appearance, ostensibly of the same mould, and also grown under the same conditions, but one turns out to be an angel while the other stays on with one’s animal nature. What’s the reason for this differential development? Habits, behaviour formed out of these habits, and the character into which that behaviour has solidified. People are creatures of character. To a superficial observer, life appears to be a rotation of eating and drinking, toiling, and sleeping. But verily life has a much greater meaning, and a deeper significance. Life is a sacrifice (yajna). Each little act is an offering to the Lord. If the day is spent in deeds performed in this spirit of surrender, what else can sleep be except total immersion in the Godhead (samadhi)?
Seseorang hanya memiliki kehidupan yang singkat di bumi. Tetapi bahkan dalam kehidupan yang singkat ini kita dapat mencapai kebahagiaan ilahi, dengan bijaksana dan hati-hati menggunakan waktu. Dua orang yang sama dalam penampilan, seolah-olah dari cetakan yang sama, dan juga tumbuh di bawah kondisi yang sama, tetapi yang satunya ternyata menjadi malaikat sementara yang lainnya tetap pada sifat alami hewan. Apa alasan untuk pengembangan diferensial ini? Kebiasaan dan perilaku terbentuk dari kebiasaan tersebut, dan karakter di mana perilaku yang telah dimantapkan. Orang adalah makhluk yang berkarakter. Untuk pengamat yang dangkal, hidup nampak sebagai perputaran makan dan minum, bekerja keras, dan tidur. Namun sesungguhnya hidup memiliki makna yang jauh lebih besar, dan makna yang lebih dalam. Hidup adalah pengorbanan (yajna). Setiap tindakan kecil adalah persembahan kepada Tuhan. Jika hari-hari dihabiskan dalam perbuatan yang dilakukan dalam semangat kepasrahan, apa yang dapat dilakukan selain tidur kecuali pasrah total dalam Ketuhanan (samadhi)? (Prema Vahini, Ch 1)
-BABA
No comments:
Post a Comment