Among the qualities that make up a flawless character, love, patience, forbearance, steadfastness, and charity are the highest and noblest. The hundred little deeds that we indulge in every day harden into habits; these habits shape the intelligence and mould our outlook and life. One’s present is but the result of one’s past and the habits formed during that long period. But whatever be the nature of the character that one has inherited, it can certainly be modified. Nobody’s wickedness is incorrigible. Wasn’t robber Angulimala, turned into a kindhearted person by Lord Buddha? Didn’t thief Rathnakara become Sage Valmiki? By conscious effort, habits can be changed and character refined. People always have within them, the capacity to challenge their evil propensities and to change their habits. By selfless service, renunciation, devotion and prayer, old habits that bind people to earth can be discarded and new habits that will take them along the divine path be instilled.
Diantara semua kualitas yang menyusun sebuah karakter yang sempurna atau tanpa cela, cinta kasih, kesabaran, ketabahan, keteguhan hati, dan kemurahan hati adalah yang tertinggi dan termulia. Ratusan perbuatan-perbuatan kecil yang kita lakukan setiap hari akan mengeras menjadi kebiasaan; kebiasaan-kebiasaan ini akan membentuk kecerdasan dan pandangan serta kehidupan. Keadaan seseorang saat sekarang adalah hasil dari masa lalunya dan kebiasaan yang terbentuk selama masa waktu yang panjang. Namun apapun jenis karakter yang seseorang telah diwariskan maka pastinya dapat dirubah. Tidak ada kejahatan seseorang yang tidak dapat diperbaiki. Bukankah perampok yang bernama Angulimala, dapat berubah menjadi orang yang berhati baik oleh sang Buddha? Bukankah si pencuri yang bernama Rathnakara berubah menjadi Resi Walmiki? Dengan usaha yang tanpa henti, kebiasaan dapat dirubah dan karakter diperhalus. Manusia selalu memiliki di dalam diri mereka kapasitas untuk melawan kecenderungan jahat dan merubah kebiasaan mereka. Dengan melakukan pelayanan yang tulus, melepaskan kesenangan duniawi, bhakti, dan doa maka kebiasaan-kebiasaan lama yang mengikat manusia di bumi dapat di buang dan menanamkan kebiasaan baru yang akan membawa mereka pada jalan Tuhan. (Prema Vahini, Ch 2)
-BABA
No comments:
Post a Comment