Friday, November 6, 2015

Thought for the Day - 5th November 2015 (Thursday)

Today, we are confronted everywhere by statistics parading quantities and reports in glowing terms. Do not bother about adding to the number or achieving a target. I value quality, not quantity. Genuine and intensive devoted service offered in a few spots or villages is more fruitful than superficial service offered to a large number. Convince yourselves that life cannot continue long without others serving you and you serving others. Every relationship - be it master-servant, ruler-ruled, guru-disciple, employer-employee, or parents-children and so on - is bound by mutual service. Everyone is a sevak (servitor). The farmer and labourer whom you serve, produce by their toil your food and clothing as their service to you. Remember that the body, with its senses-mind-brain complex has been awarded to you to be used for helping the helpless. Seva is the highest of paths of Devotion which wins the Grace of God. Service promotes mental purity, diminishes egoism and enables one to experience, through empathetic understanding, the unity of mankind.
Hari ini, kita dihadapkan di setiap tempat oleh statistik yang menyatakan tentang kuantitas dan  laporan dengan istilah yang penuh semangat. Jangan repot-repot dengan menambahkan jumlah atau meraih sebuah target. Aku menghargai kualitas dan bukan kuantitas. Pelayanan yang murni dan intensif yang dipersembahkan di beberapa tempat atau desa adalah lebih bermakna daripada pelayanan yang dangkal yang diberikan dalam jumlah yang besar. Yakinkan dirimu sendiri bahwa hidup tidak akan bertahan lama tanpa yang lainnya melayanimu dan engkau melayani yang lainnya. Setiap hubungan – baik itu antara tuan dan pembantunya, pemerintah dan yang diatur, guru dan murid, majikan dan buruh atau orang tua dan anak dan seterusnya adalah diikat oleh saling melayani. Setiap orang adalah seorang pelayan. Petani dan buruh yang engkau layani menghasilkan makanan dan pakaian dari kerja keras mereka sebagai pelayanan mereka kepadamu. Ingatlah bahwa tubuh dengan inderanya, pikiran dan otak yang bersifat compleks telah diberikan kepadamu untuk digunakan dalam membantu yang tidak berdaya. Pelayanan adalah jalan yang tertinggi dari bhakti untuk dapat meraih rahmat Tuhan. Pelayanan membangkitkan kesucian mental, menghancurkan egoisme dan memungkinkan seseorang untuk mengalami melalui pemahaman empati dari kesatuan umat manusia. (Divine Discourse, 21-Nov-1986)

-BABA

No comments: