Friday, November 6, 2015

Thought for the Day - 6th November 2015 (Friday)

The unceasing toil of each succeeding day has as its aim and justification this consummation: to make one’s last days sweet and pleasant. But each day also has its evening. If the day is spent in good deeds, then the evening blesses us with deep, invigorating and refreshing sleep, the sleep about which it is said that it is akin to samadhi. One has only a short span of life on earth. But even in this short life one can attain divine bliss by using the time wisely and carefully. Two people may be same in appearance, and might have ostensibly been of the same mould and also grown under the same conditions, but one could turn out to be an angel while the other stays on with their animal nature. What’s the reason for this differential development? It is habits, the behaviour formed out of these habits, and the character into which that behaviour has solidified. People are creatures of character. Hence the very first spiritual practice (sadhana) is to search for the faults and weaknesses within yourself and to strive to correct them to become perfect.


Bekerja keras yang tiada hentinya setiap hari dengan tujuan agar kelak dapat hidup senang di hari tua. Tetapi, setiap hari senja pun tiba. Jika hari itu dihabiskan dengan perbuatan-perbuatan yang baik maka malam harinya kita diberkati dengan tidur nyenyak yang menguatkan dan menyegarkan badan. Tidur yang semacam itu sama seperti keadaan samadhi. Manusia hanya mempunyai masa hidup di dunia sangat singkat. Tetapi bahkan dengan hidup yang singkat ini seseorang bisa meraih kebahagiaan illahi dengan menggunakan waktu dengan bijak dan hati-hati. Dua orang mungkin kelihatan sama dalam penampilan dan tumbuh dan dibesarkan dalam kondisi yang sama, namun yang satu menjadi sebaik malaikat sedangkan yang lagi satu tetap memiliki sifat-sifat binatang. Apakah alasan dari perkembangan mereka yang berbeda? Sebabnya adalah kebiasaan, tingkah laku dibentuk dari kebiasaan ini dan tingkah laku ini kemudian menetap menjadi karakter. Manusia dikuasai oleh karakternya. Oleh karena itu langkah pertama dalam jalan spiritual adalah mencari kesalahan dan kelemahan kita sendiri dan berjuang untuk memperbaiki hal itu serta menjadi sempurna. (Prema Vahini, Ch 5)

-BABA

No comments: