Monday, February 1, 2016

Thought for the Day - 1st February 2016 (Monday)

A farmer clears and levels the land, removes the stones and thorns, ploughs and prepares the field, manures and strengthens the soil, waters and fertilizes it. Then after sowing, transplanting, weeding, spraying, and waiting, he reaps the crop. After winnowing and threshing, he stacks the corn. All these various processes are for the sake of feeding the stomach. So too one must feel that all hunger and thirst, joy and sorrow, grief and loss, suffering and anger, food and appetite are but impulses that help us march forward to attain the Presence of the Lord. When you have this attitude, sin will never tarnish any of your activities. Your appetite for hunger and material desires will also vanish, without a vestige of name or form. On the other hand, if you treat the appetites as more important, you will be sure to earn only sorrow, not joy. It will be impossible to acquire peace.


Seorang petani membersihkan serta meratakan tanah, menghilangkan bebatuan dan duri, membajak dan mempersiapkan ladang, memupuk dan menguatkan tanah, mengairinya dan menggemburkannya. Kemudian setelah menaburkan, mencangkok, menyiangkan, menyemprot, dan menunggu, petani menuai panen. Setelah menampi dan merontokkan, petani menumpuk jagungnya. Semua bentuk proses ini adalah untuk kepentingan mengisi perut. Begitu juga seseorang harus merasa bahwa semua rasa lapar dan haus, suka cita dan penderitaan, kesedihan dan kehilangan, penderitaan dan kemarahan, makanan dan selera makan hanyalah dorongan yang membantu kita untuk maju meraih kehadirat Tuhan. Ketika engkau memiliki sikap ini, dosa tidak akan pernah menodai semua kegiatanmu. Selera lapar untuk makanan dan keinginan materi juga akan lenyap, tanpa bekas nama atau wujud. Sebaliknya, jika engkau memperlakukan selera adalah lebih penting, maka engkau akan hanya mendapatkan penderitaan dan bukan suka cita. Adalah sangat tidak mungkin untuk mendapatkan kedamaian. (Prema Vahini, Ch 55)

-BABA

No comments: