Tuesday, February 9, 2016

Thought for the Day - 9th February 2016 (Tuesday)

Education and other things that make one grow and become big are of no use for spiritual progress; they bring about only spiritual downfall. That is why the world is called the ‘illusory universe’ (maya-prapancha). Truth, in whatever illusion it is immersed, will only shine more effulgently, for such is the nature of truth. How can we say that the objective world, which undergoes modifications every minute, waning and waxing with the waywardness of appearing and disappearing, is eternal truth? The characteristic of a spiritual aspirant is the attainment of Truth, not the search of the unreal in this evanescent world. In this false world, there can be no true living (satya-achara). There can be only false living (mithya-achara). True living consists in the realisation of the Lord. This must be borne in mind by everyone every moment of one’s life.


Pendidikan dan yang lainnya yang membuat seseorang tumbuh dan menjadi besar adalah tidak berguna bagi kemajuan spiritual; semuanya itu hanya membawa pada kejatuhan spiritual. Itulah sebabnya mengapa dunia disebut dengan ‘alam yang menyesatkan’ (maya-prapancha). Kebenaran, dalam ilusi apapun terpendam hanya akan bersinar lebih terang karena itulah sifat alami dari kebenaran. Bagaimana kita bisa mengatakan bahwa dunia objektif yang mengalami perubahan setiap menitnya, menyusut dan bertambah besar dengan ketidakpatuhan dari kemunculan dan kehilangan sebagai kebenaran yang kekal? Ciri dari peminat spiritual adalah keterikatan pada kebenaran dan bukan mencari yang tidak nyata di dunia fana ini. Di dunia yang palsu ini, tidak ada yang namanya hidup yang sejati (satya-achara), yang ada hanyalah hidup yang palsu (mithya-achara). Hidup yang sejati terkandung dalam kesadaran akan Tuhan. Ini harus ada di dalam pikiran setiap orang di setiap saat dalam kehidupannya. (Prema Vahini, Ch 58)

-BABA

No comments: