Sunday, February 21, 2016

Thought for the Day - 20th February 2016 (Saturday)

People crave worldly happiness. If you analyse properly, this is the disease, and the resultant suffering we experience is its medicine and remedy. In the midst of these worldly pleasures, one rarely entertains the desire to attain the Lord. Besides it is necessary to analyse and discriminate every act of a person. It is this analysis which will give rise to the spirit of renunciation. Without this effort, renunciation is difficult to obtain. Miserliness is like the behavior of a dog; it has to be transformed. Anger is enemy number one of the spiritual aspirant; it is like spittle and has to be treated as such. And untruth is even more disgusting — through untruth, the vital powers of all are destroyed. It should be treated as scavenging itself. Theft ruins life; it makes the priceless human life cheaper than a pie; it is like rotten and foul smelling flesh. Moderate food, moderate sleep, love (prema), and fortitude will help in the upkeep of the health of both body and mind.


Manusia mencari kesenangan duniawi. Jika engkau menganalisa dengan baik maka ini adalah penyakitnya dan penderitaan yang kita alami adalah obat dari penyakit ini. Di tengah-tengah kesenangan duniawi ini, seseorang jarang mempunyai keinginan untuk mencapai Tuhan. Di samping itu adalah perlu untuk menganalisa dan membedakan setiap perbuatan dari seseorang. Analisa ini yang nantinya akan memberikan kebangkitan pada semangat penyangkalan diri. Tanpa adanya usaha ini, penyangkalan diri adalah sulit untuk bisa didapatkan. Sifat pelit atau kikir adalah seperti tingkah laku seekor anjing; dan ini harus dirubah. Kemarahan adalah musuh nomer satu bagi penekun spiritual; sifat ini seperti air ludah dan harus diperlakukan demikian. Dan kebohongan adalah bahkan lebih menjijikkan — dengan kebohongan maka kekuatan yang paling penting dari semuanya akan dihancurkannya. Sifat ini harus diperlakukan sebagai binatang pemakan bangkai. Pencurian menghancurkan hidup; ini membuat kehidupan manusia yang sangat berharga menjadi lebih murah daripada sebuah kue pasta; ini seperti bangkai yang berbau busuk. Makan yang cukup, tidur yang cukup, cinta kasih (prema), dan ketabahan akan membantu kesehatan badan dan pikrian. (Prema Vahini, Ch 61)

-BABA

No comments: