Saturday, February 20, 2016

Thought for the Day - 18th February 2016 (Thursday)

Whoever one may be, in whatever condition, if one gives no room for dispiritedness, if one has no fear at all, and if one remembers the Lord with unshaken faith and without any ulterior motive, all suffering and sorrow will fall away. The Lord will never enquire at any time the caste to which you belong or the precepts or traditions that you follow. Devotion doesn’t consist in wearing an ochre cloth, organising festivals, performing ritual sacrifices, shaving off the hair, carrying water pot or rod, matting the hair, etc. Instead, the characteristics of devotion are: a pure mind (anthah-karana), uninterrupted (whatever one may be doing) contemplation on God, the feeling that everything is the Lord’s creation, and therefore a) non-attachment to sense objects; b) the embracement of all in equal love; and c) dedication to true speech.


Siapapun orang itu, apapun keadaannya, jika seseorang tidak memberikan ruang bagi sifat berkecil hati, jika seseorang tidak memiliki rasa takut sama sekali, dan jika seseorang ingat Tuhan dengan keyakinan yang tidak tergoyahkan dan tanpa ada maksud yang tersembunyi, semua penderitaan dan kesedihan akan menjauhimu. Tuhan tidak akan pernah menanyakan kapanpun juga dari kasta mana engkau berasal atau ajaran atau tradisi mana yang engkau ikuti. Bhakti tidak terkait dalam menggunakan pakaian pertapa, mengatur perayaan, melaksanakan pengorbanan suci, menggundul kepala, membawa kendi tempat air, membiarkan rambut tumbuh panjang dan kusut, dsb. Malahan, ciri dari bhakta yang sejati adalah: pikiran yang suci (anthah-karana), tidak ada putusnya merenungkan Tuhan apapun yang mungkin yang sedang ia lakukan, perasaan bahwa segala sesuatu adalah ciptaan Tuhan dan maka dari itu ia tidak melekat pada objek-objek indera; merangkul semuanya dengan kasih yang sama; dan selalu benar dalam pembicaraanya. (Prema Vahini, Ch 61)

-BABA

No comments: