Embodiments of Love! The hallmark of love is selfless sacrifice (thyaga). Love seeks nothing from anyone. It bears no ill-will towards anyone. It is utterly selfless and pure. Failing to understand the true nature of love, people yearn for it in various ways. Love must be cherished with feelings of selflessness and sacrifice. In what is deemed as love in the world - whether it be maternal love, brotherly love, or friendship - there is an element of selfishness. Only God\'s love is totally free from the taint of selfishness. Divine love reaches out even to the remotest being. It brings together those who are separate. It raises man from animality to Divinity. It transforms gradually all forms of worldly love to Divine love. Even the feeling of universal brotherliness is not the same as the experience of ekatvam (oneness). Even in such a fraternal feeling there is an element of self-interest. Those who really wish to promote universal brotherhood too should develop the consciousness of the one Spirit dwelling in all beings.
Perwujudan kasih! Tanda khusus dari kasih adalah pengorbanan yang tanpa mementingkan diri sendiri (thyaga). Kasih tidak mencari apapun dari seseorang dan tidak ada kehendak buruk pada siapapun juga. Kasih sepenuhnya bersifat tidak mementingkan diri sendiri dan suci. Gagal dalam memahami sifat kasih yang sebenarnya, orang-orang merindukan kasih dalam berbagai cara. Kasih harus dihargai dengan perasaan dari tanpa mementingkan diri dan pengorbanan. Dalam bentuk apa kasih dianggap di dunia – apakah ini kasih keibuan, kasih dalam persaudaraan, atau persahabatan – ada sebuah unsur kepentingan diri sendiri. Hanya kasih Tuhan yang sepenuhnya bebas dari noda kepentingan diri sendiri. Kasih Tuhan bahkan dapat mencapai sampai yang terpencil. Kasih membawa kembali bagi mereka yang terpecah. Kasih juga mengangkat manusia dari binatang menuju keillahian. Kasih merubah semua bentuk kasih duniawi menuju kasih illahi. Bahkan perasaan dari persaudaraan universal adalah tidak sama dengan pengalaman tentang ekatvam (kesatuan). Bahkan dalam perasaan persaudaraan ada sebuah unsur kepentingan diri. Bagi mereka yang benar-benar ingin mengembangkan persaudaraan universal juga harus mengembangkan kesadaran pada satu jiwa yang bersemayam dalam diri semua makhluk. (Divine Discourse, 20 June 1996)
-BABA
No comments:
Post a Comment