Wednesday, February 17, 2016

Thought for the Day - 17th February 2016 (Wednesday)

With diligent efforts success can be achieved. Even an ant can cover miles by moving continuously. However even Garuda (the celestial eagle) cannot soar two feet if it has no will to fly. Likewise without good thoughts and good deeds based on them, one cannot accomplish anything good. The child Dhruva achieved what he desired despite many difficult obstacles, because of his firm determination and spiritual austerities. By his sublime thoughts, he achieved the status of a star in the sky. Likewise any person, irrespective of age or abilities, with faith and determination, can accomplish what they want. In every field steadfast performance (sadhana) is essential. In addition, you must control your temper. Sage Durvasa, despite his penance had no peace because he could not control his temper. Together with peace, the quality of (Kshama) is essential. Forgiveness is truth, it is Dharma, it is the essence of the Veda, it is non-violence and the best penance (Yajna).


Dengan usaha yang rajin maka keberhasilan dapat diraih. Bahkan seekor semut dapat menempuh perjalanan bermil-mil dengan bergerak terus menerus. Bagaimanapun juga bahkan Garuda (rajawali surgawi) tidak dapat terbang setinggi setengah meter jika Garuda tidak ada keinginan untuk terbang. Sama halnya tanpa adanya pikiran dan perbuatan yang baik dan berlandaskan pada keduanya ini maka seseorang tidak akan bisa mengerjakan apapun dengan baik. Seorang anak bernama Dhruva mencapai apa yang diinginkannya walaupun banyak rintangan yang dihadapinya, karena keteguhan hati yang kuat dan kekuatan spiritualnya. Dengan pikirannya yang mulia, ia mencapai status bintang di angkasa. Sama halnya siapapun juga, tanpa tergantung dengan usia atau kemampuan, dengan keyakinan dan keteguhan hati, dapat mengerjakan apa yang mereka inginkan. Dalam setiap bidang pelaksanaan spiritual yang kokoh (sadhana) adalah bersifat mendasar. Sebagai tambahan, engkau harus mengendalikan kemarahanmu. Resi Durvasa, meskipun dengan kekuatan olah batinnya, ia tidak memiliki kedamaian karena ia tidak bisa mengendalikan kemarahannya. Bersama dengan kedamaian, kualitas dari ketabahan adalah mendasar. Memaafkan adalah kebenaran, ini adalah Dharma, ini adalah intisari dari Weda, ini adalah tanpa kekerasan dan merupakan penebusan dosa atau Yajna yang terbaik. (Divine Discourse, July 5, 1996)

-BABA

No comments: