Intellect revels in discussion and disputation. Once you yield to the temptation of dialectics, it will take a very long time for you to escape from its shackles and enjoy the bliss. Hence be aware of the limitation of reason. Logic must give way to love and devotion. Intellect can help you for a little distance along the Godward path, the rest is inspired and illuminated by intuition. And often, egoism tends to encourage and justify the wildness, for a person is led along the wrong path by their very reason, if that is the path they like! You very often come to the conclusion you want to reach! Reason can be tamed only by discipline, by systematic application of the yoke of compassion, calmness, forbearance and endurance (Dhaya, Shantham, Kshama, Sahana). Train it to quietly walk along small stretches of road and after you are confident of its docility, you can take it along the tortuous road of six-fold temptations – lust, anger, greed, delusion, pride and jealousy.
Intelek gemar akan diskusi dan perdebatan. Sekali engkau menyerah pada godaan dialektika, maka ini akan memakan waktu yang sangat lama bagimu untuk melepaskan diri dari belenggunya dan menikmati kebahagiaan. Oleh karena itu engkau semua harus menyadari keterbatasan dari perdebatan. Logika harus memberikan jalan pada kasih dan bhakti. Intelek dapat membantumu hanya dalam jarak yang sangat pendek di jalan Tuhan, sisanya di-inspirasi dan diterangi oleh intuisi. Dan sering, egoisme cenderung mendorong dan membenarkan kebuasan, dan seseorang yang dituntun sepanjang jalan yang salah oleh perdebatan mereka, jika itu adalah jalan yang mereka sukai! Engkau sangat sering masuk pada kesimpulan yang engkau ingin raih! Perdebatan dapat dijinakkan hanya dengan disiplin, dengan aplikasi sistematis dari welas asih, ketenangan, kesabaran, dan daya tahan (Dhaya, Shantham, Kshama, Sahana). Latihlah perdebatan ini secara diam-diam untuk berjalan sepanjang jalan kecil dan setelah engkau percaya dengan kepatuhannya maka engkau dapat membawanya sepanjang jalan berliku-liku dari godaan enam kekaburan batin – nafus, amarah, ketamakan, khayalan, kesombongan, dan iri hati. [Divine Discourse, 12 April 1959]
-BABA
No comments:
Post a Comment