Wednesday, March 29, 2017

Thought for the Day - 27th March 2017 (Monday)

The contact of the senses with object arouses desire and attachment; this leads to effort and consequently, either elation or despair! Then, there is the fear of loss or grief at failure and the train of reactions elongates. The ‘see-er’ must not attach oneself to the ‘seen’; that is the secret to live happily. With many doors and windows kept open to all the winds that blow, how can the flame of the lamp within survive? The lamp is your mind, which must burn steadily unaffected by the demands of the world outside. Complete surrender to the Lord (Saranagathi) is one way of closing the windows and doors. For, when you surrender completely to the Lord, you are bereft of ‘ego’ and so, you are not buffeted by joy or grief. Saranagathi, will enable you to draw upon the Lord’s Grace for meeting all the crises that arise in your life and renders you heroic, steadfast and better prepared to face life’s challenges.


Kontak dari indera dengan objek membangkitkan keinginan dan keterikatan; hal ini mengarahkan pada usaha dan akibatnya, apakah itu adalah kegembiraan atau rasa putus asa! Kemudian, akan muncul rasa takut akan kehilangan atau kesedihana pada kegagalan dan rentetan reaksi akan berkepanjangan. Pribadi yang melihat seharusnya tidak terikat pada apa yang dilihatnya; itu adalah rahasia dari hidup yang bahagia. Dengan banyak pintu dan jendela yang terbuka untuk angin berhembus ke dalam, maka bagaimana nyala api yang ada di dalam bisa bertahan? Lampu itu adalah pikiranmu yang seharusnya menyala dengan mantap dan tidak terpengaruh oleh tuntutan dari dunia di luar. Berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan (saranagathi) adalah satu cara dalam menutup pintu dan jendela. Karena, ketika engkau berserah diri sepenuhnya kepada Tuhan, maka engkau kehilangan ego dan engkau tidak akan dihantam oleh suka cita dan duka cita. Saranagathi akan memungkinkanmu untuk mendapatkan karunia Tuhan untuk bisa menghadapi semua krisis yang muncul dalam hidupmu dan memberikanmu persiapan yang gagah berani, tabah, dan lebih baik untuk menghadapi tantangan hidup. (Divine Discourse, Jan 13, 1965)

-BABA

No comments: