Develop the quality of ‘Kshama’ (forbearance and forgiveness) and refrain from harshness in speech at all times. Sai is the best example of this. Many people have indulged in calumny and criticism, but I remain totally unaffected and adhere firmly to what I deem as good. You too must realize that if you give up forbearance and forgiveness, you will have no peace. I am always at peace, because, I am always patient. You must also remain likewise. Whatever anyone may do to you, do not bother about it. What is it that you lose on account of their behavior? You have no idea of your own strength or weaknesses. If you resort to retaliation, you will only worsen your own condition. So bravely face such attacks and do not allow yourself to get agitated over them. You must win others by your forbearance. Make forbearance your life-breath and your ideal.
Kembangkan kualitas ‘Kshama’ (kesabaran dan memaafkan) dan menahan diri dari kekerasan dalam perkataan sepanjang waktu. Sai adalah teladan terbaik dalam bagian ini. Banyak orang menurutkan kesenangannya dalam fitnah dan kritik, namun Aku sepenuhnya tetap tidak terpengaruh dan tetap mantap dengan apa yang Aku anggap sebagai baik. Engkau juga harus menyadari bahwa jika engkau melepaskan kesabaran dan memaafkan, engkau akan tidak memiliki kedamaian. Aku selalu dalam kedamaian, karena Aku selalu sabar. Engkau juga harus tetap demikian juga. Apapun yang seseorang mungkin lakukan kepadamu, jangan terganggu dengan hal itu. Apa yang menjadi kehilanganmu dengan tingkah laku dari seseorang itu? Engkau tidak mengetahui kekuatan dan kelemahanmu sendiri. Jika engkau mengambil jalan membalas dendam, engkau hanya akan memperburuk keadaamu sendiri. Jadi beranilah untuk menghadapi serangan seperti itu dan jangan izinkan dirimu sendiri untuk menjadi gusar terhadap mereka. Engkau harus menang terhadap yang lainnya dengan kesabaranmu. Jadikan kesabaran sebagai nafas hidup dan idealmu. (Divine Discourse, Jan 14, 1997)
-BABA
No comments:
Post a Comment