Friday, June 9, 2017

Thought for the Day - 9th June 2017 (Friday)

A true human being is one who faces life’s difficulties with fortitude and overcomes them. For this, what is required is strength of the Spirit. Without spiritual strength, all other things are valueless. Whatever spiritual discipline you may practise or not, cultivate love for all. Offer that love as a divine offering to all. Only through love can world unity be promoted. It is because of the absence of love that all kinds of differences arise. Love is God. Live in Love. Make this the ruling principle of your life. Embodiments of Divine Love! Remember always that God permeates everything in the cosmos. Everything you experience is Divine. Everything you see is Divine. What you eat is Divine. The air you breathe is Divine. You cannot see the air, nor can you grasp it. Likewise you cannot grasp God. The eyes cannot see Him. He can only be experienced in the heart. He is beyond the mind.


Seorang manusia yang sejati adalah seseorang yang menghadapi kesulitan hidup dengan ketabahan dan mengatasi segala kesulitan itu. Untuk hal ini, apa yang diperlukan adalah kekuatan dari jiwa (spirit). Tanpa adanya kekuatan spiritual, semua benda yang lainnya adalah tidak ada nilainya. Apapun jenis latihan spiritual yang mungkin engkau jalankan atau tidak maka tingkatkan kasih bagi semuanya. Persembahkan kasih kepada semuanya seperti persembahan kepada Tuhan bagi semuanya. Hanya dengan melalui cinta kasih maka persatuan dunia dapat ditingkatkan. Hanya karena tidak adanya cinta kasih maka semua bentuk perbedaan mulai muncul. Kasih adalah Tuhan. Hiduplah dalam kasih. Buatlah prinsip ini menjadi aturan dalam hidupmu. Perwujudan kasih illahi! Ingatlah selalu bahwa Tuhan meresapi semuanya yang ada di alam semesta ini. Segala sesuatu yang engkau alami adalah illahi. Segala sesuatu yang engkau lihat adalah illahi. Apa yang engkau makan adalah illahi. Udara yang engkau hirup adalah illahi. Engkau tidak bisa melihat udara dan juga memegangnya. Sama halnya engkau tidak bisa memahami Tuhan. Mata tidak bisa melihat-Nya. Tuhan hanya bisa dialami di dalam hati. Tuhan adalah melampaui pikiran. (Divine Discourse, Mar 24, 1989)

-BABA

No comments: