From the most ancient times Bharatiyas (Indians) considered Truth as God, loved it, fostered it, protected it and thereby achieved Divinity. They were devoted to Truth, wedded to Dharma (Righteousness) and regarded morality in society as their foremost duty. Today because people have forgotten Truth and Righteousness they are unable to solve national problems or end communal differences. We have the Bay of Bengal in the east and the Arabian Sea in the west and both merge in the Indian Ocean. Likewise, Bharat exemplifies the combination of worldly prosperity and spiritual progress. Bharat is the country, where the unity of the Jiva (the individual Spirit) and the Brahman (the Cosmic Spirit) was established. Remember, the term Bharat does not relate to any particular individual or country. True Bharatiyas are those who take delight in Self-knowledge. Hence anyone who shines by their own self-luminous power is a Bharatiya.
Dari zaman dahulu Bharatiya (orang India) menganggap kebenaran sebagai Tuhan, mencintainya, mengembangkannya, melindunginya dan maka dari itu mencapai keillahian. Penduduk India mengabdi pada kebenaran, menyandingkannya dengan Dharma (kebajikan) dan menganggap moralitas dalam masyarakat sebagai kewajiban mereka yang utama. Pada saat sekarang karena orang-orang telah melupakan kebenaran dan kebajikan maka mereka tidak mampu untuk mengatasi masalah nasional atau mengakhiri perbedaan yang terjadi. Kita memiliki teluk Bengal di timur dan lautan Arab di barat dan keduanya menyatu di lautan India. Sama halnya, Bharat menunjukkan kombinasi dari kesejahteraan duniawi dan kemajuan spiritual. Bharat adalah negara dimana kesatuan dari jiwa individu dan Tuhan ditegakkan. Ingatlah, istilah Bharat tidak terkait dengan individu atau bangsa tertentu saja. Bharatiya (orang India) yang sejati adalah mereka yang suka dalam pengetahuan diri. Oleh karena itu siapapun yang bersinar dengan kekuatan cahayanya sendiri adalah Bharatiya. (Divine Discourse, Nov 23,1990)
-BABA
No comments:
Post a Comment