Sunday, August 20, 2017

Thought for the Day - 20th August 2017 (Sunday)

How to lead a divine life? No special membership entitles you to it. Every struggle to realise the unity behind all the multiplicity is a step on the path of divine life. Divine life does not admit of the slightest dross in character or delusion in intellect. Wipe out the root causes of anxiety, fear and ignorance. Then only can your true personality shine forth. Anxiety is removed by faith in the Lord; the faith that tells you that whatever happens is for the best and that the Lord’s Will be done. Quiet acceptance is the best armour against anxiety. Sorrow springs from egoism, the feeling that you do not deserve to be treated so badly, that you are left helpless. When egoism goes, sorrow disappears. Ignorance is just a mistake, mistaken identity of the body as the Self! In fact, you must each one try to become egoless, and then the Lord will accept you as His flute.


Bagaimana menjalani hidup illahi? Tidak ada keanggotaan khusus yang memberikan hak padamu untuk itu. Setiap usaha untuk menyadari kesatuan dibalik semua keanekaragaman adalah sebuah langkah pada jalan hidup illahi. Hidup illahi tidak memungkinkan sedikitpun adanya sampah dalam karakter atau khayalan dalam intelek. Bersihkan akar penyebab dari kecemasan, ketakutan, dan kebodohan. Hanya demikian kepribadianmu yang sejati dapat bersinar seterusnya. Kecemasan dihilangkan dengan keyakinan kepada Tuhan; keyakinan yang mengatakan kepadamu bahwa apapun yang terjadi adalah untuk yang terbaik dan kehendak Tuhan akan terjadi. Penerimaan yang tenang adalah perisai terbaik melawan kecemasan. Penderitaan muncul dari egoisme, perasaan bahwa engkau tidak layak diperlakukan begitu buruk, bahwa engkau ditinggalkan tanpa harapan. Ketika ego itu pergi maka penderitaan akan menghilang. Kebodohan hanyalah sebuah kesalahan, kesalahan dengan menganggap tubuh adalah sebagai diri yang sejati! Sebenarnya, setiap orang darimu harus mencoba menjadi tanpa ego dan kemudian kehendak Tuhan akan menerimamu sebagai seruling-Nya. (Divine Discourse, Venkatagiri, April 1957)

-BABA

No comments: