The Lord is so full of Grace that He willingly guides and guards all who surrender to Him. When the battle with Ravana was over, one glance from Lord Rama’s merciful eye was enough to revive the monkeys who had fallen on the ground, and to heal the wounds they earned during the war. Some demons had penetrated into the monkey camp in disguise; they were brought before Rama for summary punishment! Lord Rama smiled and pardoned them, for they assumed the monkey form which was so dear to Him; He sent them away, unharmed! That was the measure of His mercy. To win the Lord’s bounteous grace, you must become permeated with righteousness (dharma) so that every act is God-worthy. With the sharp chisel of intellect (buddhi), shape the mind (manas) into a perfect image of Dharma-murthi, the idol (or embodiment) of righteousness. Then you will shine with the splendour of the Divine. That is the task you should dedicate yourself to today.
Tuhan adalah penuh dengan karunia dimana Beliau dengan suka rela menuntun dan menjaga semua yang berserah diri kepada-Nya. Ketika pertarungan Ravana telah selesai, satu tatapan dari Rama yang penuh dengan welas asih adalah cukup untuk menghidupkan kembali para kera yang tergeletak di atas tanah dan menyembuhkan luka-luka akibat dari peperangan. Beberapa raksasa telah menyamar dan masuk ke dalam kemah para kera; dan mereka ditangkap dan dibawa kehadapan Sri Rama untuk mendapatkan hukuman! Sri Rama tersenyum dan memaafkan mereka, karena mereka menganggap bahwa wujud kera yang disayang oleh Sri Rama; Sri Rama mengusir mereka jauh dan tidak disakiti! Itu adalah ukuran dari welas asih-Nya. Untuk bisa mendapatkan karunia Tuhan yang maha pemurah, engkau harus diliputi sepenuhnya dengan kebajikan (dharma) sehingga setiap perbuatan adalah layak untuk Tuhan. Dengan pahat intelek yang tajam (buddhi), bentuklah pikiran (manas) menjadi wujud yang sempurna dari Dharma-murthi, perwujudan dari kebajikan. Kemudian engkau akan bersinar dengan kemegahan illahi. Itu adalah tugas yang seharusnya engkau dedikasikan untuk hari ini. (Divine Discourse, Jan 11,1966)
-BABA
No comments:
Post a Comment