Sunday, December 3, 2017

Thought for the Day - 3rd December 2017 (Sunday)

Man walks with two legs: iha and para (this world and the other), dharma and Brahman, righteousness and God! If one is totally engrossed in this world, the person is choosing to travel all through one’s life with a handicap, hopping on one leg. That is fraught with trouble; the person may fall any moment and break the shin. And one does! Goodness in this world and Godliness for the life after death - equal attention needs to be given to both. One must be vigilant while taking a step, whichever foot it may be. Both are essential for a happy journey through life. You have to put the right foot, the Brahman step, when you enter the region of realisation. By then the senses have to be conquered. Go means senses and Go-pi means a person who has subdued the senses, as a result of surrender to Go-pala, the master of the senses. Krishna once told Arjuna that he can enter Vrajamandala (the region where the Gopis lived), only after mastering his emotions and impulses, and his tendency to yield to the senses.


Manusia berjalan dengan dua kaki: iha dan para (dunia ini dan yang lainnya), dharma dan Brahman, kebajikan, dan Tuhan! Jika seseorang sepenuhnya asyik di dunia ini, itu berarti orang tersebut memilih untuk melakukan perjalanan sepanjang hidupnya dengan seseorang yang cacat dengan berjalan pada satu kaki. Itu adalah penuh dengan masalah; orang itu mungkin jatuh pada waktu kapan saja dan merusakkan tulang keringnya. Dan itu yang terjadi! Dua hal ini yaitu kebaikan di dunia ini dan ke-Tuhanan untuk hidup setelah kematian – perhatian yang sama perlu diberikan pada keduanya. Seseorang harus waspada ketika sedang mengambil langkah, kaki manapun yang dipakai. Keduanya adalah mendasar untuk perjalanan yang menyenangkan melalui kehidupan. Engkau harus melangkahkan kaki yang tepat, langkah Brahman, ketika engkau memasuki wilayah kesadaran. Pada saat itu indera harus ditaklukkan. Go berarti indera dan Go-pi berarti seseorang yang telah menaklukkan indera, sebagai hasil dari berserah diri pada Go-pala yaitu penguasa indera. Sekali Sri Krishna berkata kepada Arjuna bahwa ia dapat memasuki Vrajamandala (wilayah dimana para Gopis hidup), hanya setelah menguasai emosi dan dorongan hatinya, dan kecenderungannya untuk menyerah pada indera. [Divine Discourse, Jan 13, 1968]

-BABA

No comments: