Everyone is proud of their body, mind and
intellect, forgetting the indwelling Atma, which is the real basis. The Atma
has no birth or death. It is akin to the root of a tree, which sustains its
branches, leaves, flowers and fruits. Atma is the basis on which the
superstructure of life rests. Human life is noble, sacred and precious. Every
human body is constituted by the five elements (Pancha Bhutas) and you are
enclosed by the five sheaths (Pancha koshas) — food (Annamaya), life-force
(Pranamaya), mind (Manomaya), intelligence (Vijnanamaya) and the sheath of
Bliss (Anandamaya). While all other living species have only the first three
sheaths, human beings alone have all the five. Hence, embodiments of Divine, it
is everyone’s primary duty to strive and experience that Divine reality. The
surest and easiest way is to begin every day with the feeling that you are very
much a part of the Divine.
Setiap orang bangga dengan badan jasmani,
pikiran dan kecerdasan mereka, dan melupakan Atma yang bersemayam di dalamnya
yang merupakan dasar dari semuanya. Atma tidak lahir dan mati. Sama halnya
dengan akar dari sebuah pohon yang menopang semua dahan, daun, bunga, dan buah.
Atma adalah dasar dari bangunan bagian atas dari seluruh kehidupan. Kehidupan
manusia adalah mulia, suci, dan berharga. Setiap badan manusia disusun oleh
lima unsur (Pancha Bhuta) dan engkau ditutupi dengan lima lapisan (Pancha
kosha) yaitu — Lapisan makanan (Annamaya), nafas kehidupan (Pranamaya), pikiran
(Manomaya), kecerdasan (Vijnanamaya), dan lapisan kebahagiaan (Anandamaya).
Sementara makhluk hidup lainnya hanya memiliki tiga lapisan pertama, hanya
manusia sendiri yang memiliki kesemua lima lapisan. Oleh karena itu, perwujudan
Tuhan, adalah kewajiban yang pertama bagi setiap orang untuk berusaha dan
mengalami kenyataan dari keillahian. Jalan yang paling pasti dan aman untuk
memulai adalah dengan setiap hari merasakan bahwa engkau sepenuhnya adalah
bagian dari Tuhan. (Divine Discourse, 5 Jun 1994)
-BABA
No comments:
Post a Comment