In this world, there is no penance higher
than fortitude, no happiness greater than contentment, no good deed holier than
mercy, and no weapon more effective than patience. Devotees should consider the
body as the field and good deeds as seeds. Then with the help of the heart as
the farmer, cultivate the name of the Lord to reap the harvest - the Lord
Himself. Like cream in milk and fire in fuel, the Lord is in everything. Have
full faith in this. As is the milk, so is the cream; so also, as is the spiritual
discipline, so is the direct experience (sakshatkara) of the Lord! As a
consequence of taking up the Lord’s name, four distinct fruits will be
experienced by sincere seekers. They are: company of the noble, truth,
contentment and control of the senses. Through whichever of these gates one
enters, whether one is a householder, recluse, or a member of any other class,
one can reach the Lord without fail. This is certain.
Di dunia ini, tidak ada jalan penebusan
dosa yang lebih tinggi daripada ketabahan, tidak ada kebahagiaan yang lebih
besar daripada rasa syukur, tidak ada perbuatan baik yang lebuh suci daripada
kemurahan hati, dan tidak ada senjata yang lebih efektif daripada kesabaran.
Para bhakta seharusnya menganggap bahwa badan fisik adalah sebagai ladang dan
perbuatan baik sebagai benihnya. Kemudian dengan bantuan hati sebagai
petaninya, untuk meningkatkan nama Tuhan sebagai hasil panen - Tuhan itu
sendiri. Sama halnya dengan krim yang ada di dalam susu dan api yang di dalam
bahan bakar, Tuhan ada di dalam segalanya. Milikilah keyakinan yang penuh akan
hal ini. Sebagaimana susunya maka seperti itulah krimnya; begitu juga
sebagaimana disiplin spiritual, maka begitulah pengalaman langsung
(sakshatkara) pada Tuhan! Sebagai hasil dengan mempraktikkan nama Tuhan maka
empat hasil yang nyata akan dialami oleh pencari Tuhan yang tulus. Keempat
hasil nyata itu adalah: pergaulan dengan yang mulia, kebenaran, kepuasan hati,
dan pengendalian indria. Melalui pintu manapun seseorang masuki, apakah sebagai
berumah tangga, pertapa, atau anggota dari sebuah golongan, seseorang dapat
mencapai Tuhan dengan pasti. Inilah sebuah kepastian. (Prema Vahini, Ch
60)
-BABA
No comments:
Post a Comment