It is not the nature of a spiritual
aspirant to search for faults in others and hide their own. If your faults are
pointed out to you by someone, don’t argue and try to prove yourself right, and
don’t bear a grudge against them for it. Reason out within yourself how it is a
fault and set right your own behaviour. Rationalising it for your own
satisfaction or wreaking vengeance on the person who pointed it out —these are
not the traits of a spiritual aspirant or devotee. Depression, doubt, conceit
—these will harm one’s practices and are akin to Rahu and Kethu (planets which
bring ill-luck). When your devotion is well established, these qualities will
be easily discarded. Seek always the truthful and the joyful, and avoid all
thoughts which are untrue, sad and depressing. Always be cheerful, smiling, and
enthusiastic under all circumstances. This pure attitude is most desirable.
Never get inflated when praised or deflated when blamed - be a spiritual lion!
Adalah bukan merupakan sifat seorang
peminat spiritual untuk mencari kesalahan orang lain dan menyembunyikan
kesalahannya sendiri. Jika kesalahanmu diungkapkan oleh seseorang, janganlah
engkau menyangkalnya dan membuktikan bahwa dirimu adalah benar, jangan
menyimpan dendam padanya karena hal ini. Sadarilah di dalam dirimu sendiri
bagaimana kesalahan itu terjadi dan perbaikilah tingkah lakumu. Dengan
membenarkan kesalahan untuk kepuasanmu sendiri atau menyimpan dendam pada
seseorang yang mengungkapkan kesalahanmu - ini bukanlah ciri dan karakter dari
peminat spiritual atau bhakta sejati. Depresi, ragu-ragu, kesombongan –
hal ini akan merugikan latihan spiritual seseorang dan hal ini sangat dekat
dengan Rahu dan Kethu (planet yang membawa nasib buruk). Ketika bhaktimu
dibentuk dengan baik, maka sifat-sifat buruk itu dapat dengan mudah
dihilangkan. Selalulah mencari kebenaran dan kebahagiaan dan jauhi semua
pikiran yang tidak benar, sedih dan depresi. Selalulah ceria, tersenyum, dan
antusias dalam semua keadaan. Sikap yang suci ini adalah sangat diinginkan.
Jangan pernah menjadi sombong ketika dipuji dan sedih ketika disalahkan –
jadilah singa dalam spiritual! [Prema Vahini Ch. 63]
-BABA
No comments:
Post a Comment