Friday, July 17, 2015

Thought for the Day - 17th July 2015 (Friday)

Police and law-makers can defeat only external foes; they have no power to destroy internal enemies. They will find the task impossible, for they are not the authorities for that. The internal foes, six enemies (arishadvarga) that operate within a person, can be uprooted only with the teachings of great saints, love for God, and the company of the noble and holy. The world suffers harm at the hands of wicked people when the law-makers responsible for apprehending thieves themselves become entangled with them. Equally, the world becomes enveloped in darker ignorance when righteousness (dharma) is destroyed and those contemplating on the Brahman incessantly and the ‘great’ spiritual aspirants give up the path of well-being of the world and become victims of sense enjoyment or ambition to earn name and fame. Then suffering will increase every single day. The whole world will bask in peace and joy only when everyone — leaders of countries and spiritual aspirants alike — realize the righteous path and ponder the omnipotence of the Lord.


Polisi dan pembuat hukum hanya dapat mengalahkan musuh yang ada di luar; mereka tidak memiliki kekuatan untuk menghancurkan musuh yang ada di dalam. Mereka tidak akan mungkin bisa melakukannya karena mereka tidak memiliki kewenangan untuk hal itu. Musuh-musuh yang di dalam atau enam musuh (arishadvarga) yang berjalan di dalam diri setiap orang, hanya dapat ditumbangkan oleh ajaran-ajaran dari para orang suci, kasih pada Tuhan, dan pergaulan dengan orang-orang yang mulia dan suci. Dunia ini menderita dan tersakiti di tangan orang-orang yang jahat ketika para pembuat hukum yang bertanggung jawab untuk menangkap pencuri malah mereka sendiri yang terperangkap di dalamnya. Sama halnya, dunia menjadi diliputi oleh kegelapan karena kebodohan ketika kebajikan (dharma) dihancurkan dan mereka yang merenungkan Tuhan secara terus menerus dan mereka peminat spiritual yang ‘hebat’ menyerah pada jalan untuk menyejahterakan dunia dan menjadi korban dari kenikmatan indria atau ambisi untuk mendapatkan nama dan kemashyuran. Maka kemudian penderitaan akan semakin meningkat dari hari ke hari. Seluruh dunia akan menikmati kedamaian dan suka cita ketika setiap orang – pemimpin bangsa dan peminat spiritual adalah sama dengan menyadari jalan kebajikan dan merenungkan kemahakuasaan Tuhan. (Prema Vahini, Ch 69)

-BABA

No comments: