“Sacrifice ignorance (ajnana) and ego (ahamkara) at the altar of wisdom (Jnana), and install righteousness (Dharma) therein" - this is the message of the scriptures. Every single unselfish act, which prepares the ground for the merging of the Soul with the Over-Soul, which broadens the vision towards the Divinity immanent everywhere, is a righteous act. Each such act is a tiny stream that swells the river of holiness rushing towards the sea of knowledge of Divinity. Your acts and activities are all rituals in the worship of the Paramatma that pervades the Universe. Whatever is done in an attitude of dedication and surrender is a component of the Dharma, which leads to Realisation. The strategy of the ancient Bharathiya (Indian) way of life is directed towards the sanctification of every moment and every word, thought and deed as a step towards realising the Divine.
"Korbankanlah kebodohan (ajnana) dan ego (ahamkara) di altar kebijaksanaan (Jnana), dan tanamkan kebajikan (Dharma) di dalamnya" – ini adalah pesan dari naskah-naskah suci. Setiap bentuk tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri akan mempersiapkan dasar bagi menyatunya sang jiwa dengan Tuhan, yang mana memperluas pandangan menuju pada Tuhan yang selalu ada dimana-mana, adalah sebuah perbuatan yang baik. Setiap perbuatan yang seperti ini adalah sebuah aliran kecil yang akan bertambah besar menjadi sungai kesucian yang mengalir menuju ke laut pengetahuan keillahian. Semua bentuk perbuatan dan tindakanmu adalah sebagai persembahan kepada Paramatma yang meliputi alam semesta. Apapun yang dilakukan dalam sikap dedikasi dan penyerahan diri adalah sebuah komponen dari Dharma, yang akan menuntun pada kesadaran diri. Pendekatan kuno dan cara hidup dari kebudayaan Bharathiya (India) adalah diarahkan pada pemurnian setiap momen dan setiap perkataan, pikiran, dan tindakan sebagai sebuah langkah menuju pada menyadari keillahian. (Dharma Vahini, Ch 1)
-BABA
No comments:
Post a Comment