Saturday, October 17, 2015

Thought for the Day - 17th October 2015 (Saturday)

Normally people are drawn to sense objects, for they are victims of instincts. Instincts easily seek sense objects - they come along with the body and aren’t derived by any training. The infant seeks milk from the mother’s breast, and the newborn calf naturally nestles at the udder. However for the infant to walk and talk, some training is necessary, because these actions are either socially prompted or learnt by example or picked up by imitation of others. Training is essential even for the proper pursuit of sense pleasure, for wild untrained search for such pleasure promotes anger, hatred, envy, malice and conceit. Hence to train the senses along salutary lines and to hold them under control, certain good disciplines like repeating Lord’s Name (japa), meditation (dhyana), fasts (upavasa), worship at dawn and dusk, etc. are essential. Though sense pleasures are ‘natural’ at first, by constant practice, training and listening to the wise, slowly the greater and everlasting bliss derived by divine adoration is grasped.


Biasanya manusia tertarik oleh objek-objek indera dan mereka menjadi korban dari naluri. Naluri dengan mudah mencari objek-objek indera – objek indera datang dengan badan dan tidak didapat dari hasil latihan. Bayi mencari susu dari susu ibu dan anak sapi yang baru lahir secara alami menikmati ambing induknya. Tetapi bagi bayi untuk bisa berjalan dan berbicara, beberapa latihan sangat diperlukan karena jenis tindakan ini adalah dorongan sosial atau belajar dari contoh atau meniru yang lainnya. Latihan adalah mendasar bahkan bagi untuk pencarian kesenangan indera yang layak, karena untuk pencarian kesenangan yang tidak terlatih atau liar dapat menghasilkan kemarahan, kebencian, iri hati, dendam, dan kesombongan. Oleh karena itu untuk melatih indera tetap dalam jalur yang bermanfaat dan agar tetap bisa mengendalikan indera maka diperlukan disiplin tertentu seperti mengulang-ulang nama Tuhan (japa), meditasi (dhyana), puasa (upavasa), sembahyang di pagi dan sore hari, dsb adalah bersifat mendasar. Walaupun kenikmatan indera adalah ‘alami’ pada awalnya, namun dengan latihan yang terus menerus, berlatih dan mendengarkan yang bijak, secara perlahan semakin besar dan kekal kebahagiaan yang didapatkan dari pemujaan kepada Tuhan. (Bhagavatha Vahini, Ch 1)

-BABA

No comments: