Saturday, October 3, 2015

Thought for the Day - 3rd October 2015 (Saturday)

Why complain that the ground cannot be seen when all the while your gaze is fixed on the sky? Watch the ground and look at the sheet of water that reflects the sky —then you can see, at the same time, the sky above and the earth below. So too, to adhere to the law of truth (sathya-dharma), in your every act, you must see the reflection of the glory of the Divine (Atma); then this attachment to the Lord will transmute your attachment to the world into a pure offering. Adherence to the law of truth is in fact the practice of the immanent Atmic principle. The goal of purity should not be altered or lowered; the essentials should be kept intact. Righteousness (Dharma) does not depend on the various names and forms that its application entails; they are not so basic. Dharma depends more on the motives and the feelings that direct and channelise your every act.


Mengapa mengeluh tidak dapat melihat tanah ketika sepanjang waktu engkau menengadah menatap langit? Perhatikan tanah dan lihatlah genangan air yang ada di atas tanah yang memantulkan langit, dengan demikian engkau dapat sekaligus melihat langit di atas dan di bumi. Demikian juga, bila engkau mematuhi hukum kebenaran (satya-dharma), di dalam setiap tindakanmu, maka engkau harus melihat pantulan dari kemuliaan Tuhan (Atma); maka keterikatan kepada Tuhan akan mengubah keterikatanmu pada dunia menjadi sebuah pengorbanan yang murni. Menjunjung tinggi hukum kebenaran dalam kenyataannya adalah menjalankan prinsip Atma yang selalu ada. Tujuan dari kemurnian tidak boleh diubah atau diturunkan; hal yang mendasar harus tetap dipertahankan. Kebajikan (Dharma) tidak tergantung pada berbagai bentuk nama dan wujud penerapannya; nama dan wujud bukanlah hal yang mendasar. Dharma tergantung lebih pada motif dan perasaan yang mengarahkan dan menyalurkannya dalam setiap tindakanmu. [Dharma Vahini, Ch. 2]

-BABA

No comments: