Monday, October 19, 2015

Thought for the Day - 19th October 2015 (Monday)

When people are asked to do spiritually salutary acts, initially no one has any inner urge. Still don’t give up in despair. Until the taste sprouts, strictly follow the disciplines. This taste is a result of training. No one has it from the very beginning, but constant practice will create the zest. The infant doesn’t know the taste of milk. By taking milk daily, it starts liking it; in fact the taste becomes so dear that when milk is to be given up to be substituted with rice, it starts to protest. But the mother doesn’t despair; she persuades the child to take small quantities of cooked rice daily, and over time the child starts liking rice and eventually gives up milk. Milk, its natural food, is now replaced with rice again in a natural way. Indeed now if no rice is available for one day, the child becomes miserable. Similarly with constant practice, the desire for worldly and sensual objects and matters, will wane and good company (Satsang) will prevail.


Ketika manusia diminta untuk menjalankan kegiatan spiritual yang bermanfaat, pada awalnya tidak satupun yang memiliki dorongan dari dalam diri. Meskipun demikian jangan menyerah dalam keputusasaan. Sampai rasa itu tumbuh maka ikutilah disiplin dengan ketat. Rasa ini muncul akibat dari latihan. Tidak ada seorang pun memiliki nilai rasa itu dari permulaan, namun dengan latihan yang terus-menerus akan menciptakan semangat. Bayi tidak tahu rasa dari susu. Dengan minum susu itu setiap hari maka bayi mulai menyukainya; selanjutnya rasa itu menjadi sangat disukainya sehingga ketika tiba waktunya maka susu harus digantikan dengan nasi dan si bayi mulai memprotes. Namun sang ibu tidak putus asa; sang ibu membujuk anaknya untuk makan sedikit nasi setiap hari, dan proses ini sang anak akan mulai menyukai nasi dan berhenti minum susu. Susu adalah makanan yang wajar baginya dan sekarang digantikan dengan nasi lagi dengan cara yang wajar. Malahan sekarang jika tidak ada nasi tersedia untuk satu hari saja, sang anak menjadi menderita. Sama halnya dengan latihan secara terus-menerus, keinginan duniawi dan pada objek-objek sensual dan berbagai hal, akan berkurang dan pergaulan yang baik (Satsang) akan terbentuk. (Bhagavatha Vahini, Ch 1)
-BABA


No comments: