When you desire to transform a silver statue into a Krishna idol, you cannot succeed by simply covering the silver idol with a cloth and uncovering it after a few seconds! You have to break the statue into pieces, melt the bits and pour the silver into the Krishna mould! So too when you yearn to transform yourself into Divine, you must break the pieces with the help of the attitude of detachment, melt them in the fire of wisdom (jnana), and pour your mind into the mould of devotion. Then the entire consciousness takes on the Divine Name, Form and Substance. Then, whatever is spoken or done or thought assumes the splendour and purity of the Divine. Remember, nothing will please God more than rigorous adherence to righteousness (Dharma). You can stick to the path of Dharma only if you are conscious of the Divine in everything that you see or hear, touch or taste.
Ketika engkau memiliki keinginan untuk mengubah sebuah patung perak menjadi wujud Krishna, engkau tidak bisa melakukannya hanya dengan menutupi patung perak itu dengan kain dan membuka kainnya setelah beberapa detik! Engkau harus menghancurkan patung itu menjadi berkeping-keping, meleburkan kepingan itu dan menungkan perak ke dalam cetakan wujud Krishna! Begitu juga ketika engkau berkeinginan untuk merubah dirimu menuju keillahian maka engkau harus menghancurkan kepingan-kepingan itu dengan bantuan dari sikap tanpa keterikatan, melelehkannya dalam api kebijaksanaan (jnana), dan menuangkan pikiranmu ke dalam wujud bhakti. Kemudian seluruh kesadaran akan mengambil nama, wujud dan hakekat dari Tuhan. Kemudian, apapun yang dikatakan atau dilakukan atau dipikirkan mengambil kemuliaan dan kesucian Tuhan. Ingatlah bahwa tidak ada apapun yang dapat menyenangkan Tuhan melebihi daripada menjunjung tinggi kebajikan (Dharma). Engkau dapat menapaki jalan Dharma hanya jika engkau menyadari keillahian dalam segala sesuatu yang engkau lihat atau dengar, sentuh atau rasakan. [Divine Discourse, Nov 1970]
-BABA