Wednesday, October 28, 2020

Thought for the Day - 28th October 2020 (Wednesday)

In the Gita, the Lord has declared that in humans He is the power of discrimination, Buddhi. Man cannot achieve greatness by the acquisition of all forms of wealth. It is intelligence that makes man respected. One who does not exercise this power of discrimination is no better than birds or beasts; it is to raise man to a higher level that the Divine comes down as Avatar. Avatar means descent. To stoop down to lift up the child to cuddle and to raise man, who is caught up in petty desires and trivial pursuits, Divinity descends to the human level and teaches how one can divinise oneself. This is the teaching of the Gita. All great scriptures, be it The Bible, The Quran and the others have originated for the same purpose. The scriptures by themselves, cannot redeem you. They serve only as guideposts. They indicate the roads to be taken to realise the Divine. 



Di dalam Bhagavad Gita, Tuhan telah menyatakan bahwa dalam wujud manusia Beliau adalah kekuatan membedakan yaitu Buddhi. Manusia tidak dapat mencapai kehebatan dengan mengumpulkan semua bentuk kekayaan. Adalah kecerdasan yang membuat manusia dihormati. Seseorang yang tidak melatih kemampuan membedakan ini adalah tidak lebih baik daripada unggas dan binatang buas.  Tuhan datang sebagai Avatar adalah untuk mengangkat manusia pada level  ketuhanan. Avatar berarti turun. Untuk membungkuk dan mengangkat anak pada pelukan dan mengangkat manusia, yang terjebak dalam keinginan yang remeh dan pengejaran yang bersifat sementara, Tuhan turun pada level manusia dan mengajarkan manusia tentang bagaimana mengangkat dirinya sampai pada ketuhanan. Ini adalah ajaran dari Gita. Semua naskah suci agung, apakah itu Alkitab, Quran, dan yang lainnya berasal dari tujuan yang sama. Naskah suci itu sendiri tidak dapat menyelamatkanmu. Naskah suci hanya sebagai tiang penunjuk arah serta jalan yang harus ditempuh untuk menyadari ketuhanan. (Divine Discourse, Aug 31, 1983)

-BABA

 

No comments: