Every single thing has its Dharma. Water has as its Dharma, the nature and obligation to move. Fire, the Dharma to burn and consume. And the magnet, to attract and draw unto itself. Every one of these is keeping up its Dharma unchanged, including the Solar system and the stars of the firmament. Among the things endowed with Consciousness or Chaithanya - the plants and trees, the insects and the birds, born out of eggs or the mammals - all have managed to treasure their specific Dharmas unaffected through the passage of time. But the human being, whose intelligence sweeps from the inert and the infinitesimal to the Super-conscious and the Universal, is the only living thing that has slipped, and is sliding down. The experience of many generations of seekers, who sought the means of contentment and joy, embodied in the precepts of practical living collectively called Shaastras is neglected, and new-fangled nostrums are recommended and tried on a vast scale.
Setiap bagian memiliki Dharmanya sendiri. Air memiliki Dharmanya sendiri, Dharma dari alam adalah untuk bergerak. Api dengan Dharmanya untuk membakar dan melahap. Dan magnet, dengan menarik benda pada dirinya sendiri. Setiap bagian dari ini tetap menjaga Dharmanya tidak berubah, termasuk tata surya dan bintang di langit. Diantara benda-benda yang diberkati dengan kesadaran atau Chaithanya – tanaman dan pohon, serangga dan burung, berasal dari telur dan mamalia – semuanya telah berhasil menghargai Dharma mereka tidak terpengaruh melewati perjalanan waktu. Namun manusia, yang memiliki kecerdasan bergerak dari yang tidak aktif dan kecil sekali menuju pada kesadaran super dan universal, adalah satu-satunya makhluk hidup yang tergelincir, dan merosot. Pengalaman dari banyak generasi pencari spiritual yang mencari sarana untuk rasa syukur dan suka cita, yang diwujudkan dalam ajaran kehidupan praktis yang secara kolektif disebut dengan naskah suci atau Shaastra diabaikan, dan formula baru direkomendasikan serta dicoba dalam skala yang besar. (Divine Discourse, Apr 15, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment