You must use
your intelligence to discover what is best under the circumstances and in the
situation, considering the status and the profession which you have won. The
barber should not treat all things equal and use his razor to peel vegetables,
cut pencils and paper, bamboos and beards alike. Each instrument has its own
special use and purpose; every individual has some skills and responsibilities.
The king should be treated as a king and the farmer as a farmer. But make sure
your activities leave no scar on your faith in Unity. Though in principle all
is Brahmam, in dealing with them in day-to-day activity, you cannot follow the
non-dual approach. There should be Bhaava-adhwaitha, not Karma-adhwaitha, that
is to say, the underlying faith should be in the Unity of all, though the outer
activity may be different for varied entities.
Engkau harus menggunakan kecerdasanmu untuk menemukan
apa yang terbaik dalam segala situasi, dengan mempertimbangkan status dan
profesi yang telah engkau dapatkan. Tukang cukur tidak akan memotong sayuran, atapun
meraut pensil dan memotong kertas, ataupun memotong bambu dan jenggot dengan
pisau cukur yang sama. Setiap instrumen memiliki kegunaan dan fungsi yang
khusus; demikian pula setiap individu memiliki keterampilan dan tanggung jawab
yang berbeda-beda. Raja harus diperlakukan sebagai seorang raja, demikian pula,
petani diperlakukan sebagai seorang petani. Tetapi engkau hendaknya memastikan agar
aktivitasmu tidak meninggalkan bekas luka pada keyakinanmu dalam Kesatuan.
Meskipun pada prinsipnya semua adalah Brahmam, dalam berhadapan dengan mereka dari
hari ke hari, engkau tidak dapat mengikuti pendekatan non-dualisme. Harus ada
Bhaava-adhwaitha, bukan Karma-adhwaitha, yang mendasari keyakinan harus dalam
Kesatuan untuk semuanya, meskipun aktivitasnya mungkin berbeda karena entitas yang
bervariasi.
-BABA
No comments:
Post a Comment