Thursday, July 14, 2016

Thought for the Day - 13th July 2016 (Wednesday)

The relationship with the Lord is described as developing from Salokya (in the vicinity) to Samipya (nearness), to Sarupya (Form of the master) and then on to Sayujya (absorption into the Form). You can understand this clearly, if you take Salokya to mean, being in the kingdom ruled by the Lord, or as a servant in the palace where He dwells. You are under His fostering care. In the Samipya stage, you feel you are a personal attendant on the Lord, privileged to be near Him and to be called upon by Him for some personal service. You have neared the principle of Godhead, intellectually; you feel His presence ever, emotionally. Next, the stage of Sarupya is like being the brother of the King. He can wear the same robes. One has the splendour, the glory that bespeaks the full blossoming of the Divine latent within. Lastly, when you are the son, the heir apparent, you approximate as much as possible to the Royal Power and so, you can say, ‘I and My Father are One.’ These are the stages of the soul's journey to Realisation of the Oversoul.


Hubungan dengan Tuhan digambarkan sebagai perkembangan dari Salokya (berada di sekitar) ke Samipya (kedekatan), ke Sarupya (wujud dari penguasa) dan kemudian ke Sayujya (penyerapan ke dalam wujudnya). Engkau dapat memahami ini dengan jelas, jika engkau barada di tahapan Salokya itu berarti berada di kerajaan yang diperintah oleh Tuhan atau sebagai seorang pelayan di dalam istana dimana Tuhan tinggal. Engkau ada dibawah perlindungan-Nya. Dalam tahap Samipya, engkau merasa bahwa engkau adalah pelayan pribadi Tuhan memiliki hak istimewa untuk dekat dengan Tuhan dan dipanggil oleh Tuhan untuk beberapa pelayanan bersifat pribadi. Engkau sudah dekat dengan prinsip ke-Tuhanan secara intelektual; engkau selalu merasakan kehadiran-Nya secara emosi. Selanjutnya, tahapan Sarupya adalah seperti menjadi saudara dari Raja, dimana ia dapat memakain jubah yang sama dengan Raja. Seseorang memiliki kemuliaan, keagungan yang memperlihatkan keillahian yang tersembunyi di dalam dirinya mekar sepenuhnya. Pada akhirnya, ketika engkau adalah putra dan pewaris Raja, engkau memiliki kedekatan sebanyak mungkin dengan kekuasaan Raja dan dengan demikian engkau dapat berkata, ‘Aku dan Ayah-Ku adalah satu.’ Ini adalah tahapan dari perjalanan jiwa dalam merealisasikan kenyataan yang tertinggi. (Divine Discourse, Sathya Sai Speaks, Vol 6, March 1966)

-BABA

No comments: