The Mahabharata is an ideal text for peace lovers. So long as we are human beings, we cannot understand and follow the actions of Divinity. But we must accept and follow the actions done by God come as a human being. In the present conditions, if we accept and practice the ideals that were demonstrated in the Mahabharata, all countries will certainly prosper. For example, when Krishna went to negotiate peace and was asked by Duryodhana to accept his hospitality, Lord Krishna said that as he has come on a mission, He had no right to accept the hospitality till the mission was completed. So he declined the hospitality offered by Duryodhana and stayed in Vidura’s house. Such code of conduct was being observed in those days even in political negotiations; the moral mettle of our ancients were of a very high order. Thus every action of the Pandavas and of Lord Krishna in Mahabharata is an ideal lesson for us.
Mahabharata adalah sebuah teks yang ideal bagi para pecinta kedamaian. Selama kita sebagai manusia, kita tidak bisa memahami dan mengikuti tindakan dari Tuhan. Namun kita harus menerima dan mengikuti perbuatan yang dilakukan oleh Tuhan yang datang sebagai manusia. Dalam keadaan sekarang, jika kita menerima dan menjalankan ideal yang telah ditunjukkan di dalam Mahabharata, semua bangsa dan Negara pastinya akan sejahtera. Sebagai contoh, ketika Sri Krishna pergi untuk melakukan negosiasi perdamaian dan saat itu Duryodana meminta Sri Krishna untuk menerima keramahtamahannya, namun Sri Krishna berkata bahwa Beliau telah datang untuk sebuah misi, dan Beliau tidak memiliki hak untuk menerima kerahmahtamahan sampai misinya telah selesai. Jadi Beliau menolak tawaran dari Duryodhana dan memilih tinggal di rumah Widura. Tatanan tingkah laku yang seperti itu telah dijalankan pada waktu dulu bahkan di dalam negosiasi politik; nilai moral dari para leluhur kita sangat tinggi sekali. Jadi setiap tindakan dari para Pandava dan Sri Krishna dalam Mahabharata adalah sebuah pelajaran yang ideal bagi kita. (Divine Discourse, Summer Roses on Blue Mountains, 1976, Ch 6)
-BABA
No comments:
Post a Comment