Friday, December 2, 2016

Thought for the Day - 1st December 2016 (Thursday)

The human heart is very soft when it is young. It responds to grief and pain in fellow beings. It is the example of elders, the lessons they receive from parents, the company they get into and the training they get in school and society that harden these hearts into stone! Keep those hearts soft. Share with others their grief and their joy. Do not be jealous when others are happier or appreciated or rewarded with prizes. Emulate their hard-working nature, pray for a higher share of intelligence or a sharper memory, but never give room to envy and malice in your hearts. Envy is a deadly poison, it will contaminate your character, ruin health and rob you of peace. Like a pest that destroys growing crops, envy enters slyly and spreads quickly causing rampant damage. So, even in small matters, be vigilant to ensure you do not fall a prey to envy. Be unaffected by envy (anasuya) and you can please God.
Hati manusia adalah sangat lembut ketika masih muda dan memberikan tanggapan pada kesedihan dan penderitaan sesamanya. Ini merupakan teladan yang diberikan oleh yang lebih tua, pelajaran yang mereka terima dari orang tua, pergaulan yang mereka masuki dan latihan yang mereka dapatkan di sekolah serta masyarakat membuat hati mereka menjadi keras seperti batu. Tetap jaga hati mereka lembut. Bagilah dengan yang lainnya kesedihan dan suka cita mereka. Jangan menjadi cemburu ketika yang lainnya lebih senang dan lebih dihargai atau diberikan penghargaan.  Berusaha menyamai atau melebihi sifat kerja keras mereka, mengharapkan untuk kecerdasan yang lebih tinggi atau ingatan yang lebih tajam, namun jangan pernah memberikan ruang untuk iri hati dan kedengkian di dalam hatimu. Iri hati adalah racun yang mematikan, hal ini akan mencemarkan karaktermu, menghancurkan kesehatanmu, dan merampas kedamaianmu. Seperti rumput liar yang menghancurkan tanaman yang sedang tumbuh, iri hati masuk dengan malu-malu dan menyebar dengan cepat menyebabkan kerusakan yang besar. Jadi, bahkan untuk hal yang kecil, waspadalah untuk memastikan bahwa engkau tidak jatuh sebagai mangsa bagi iri hati. Jadilah tidak terpengaruh dengan iri hati (anasuya) dan engkau dapat menyenangkan Tuhan. (Divine Discourse, Apr 18, 1966)

-BABA

No comments: