Your life should be marked by discipline and morality, wherever you live. Lead your life in consonance with the command of your conscience. Your actions should remain the same, whether observed or unobserved, noticed or unnoticed. Though it is hard to restrain your mind, it can be diverted. When the mind steeped in the secular world is diverted toward Divinity, it gains in moral strength. The mind steeped in the worldly matters makes you a prisoner of the world, whereas a mind steeped in God liberates you. Your heart is the lock and your mind is the key. When you turn the key to the left, it locks. But if you turn it right, it unlocks. It is the turning of the key that makes the difference. Hence your mind is the cause for your liberation and bondage. What then is liberation (moksha)? It is not an air-conditioned mansion, but a state devoid of delusion (moha).
Hidupmu seharusnya ditandai dengan disiplin dan moralitas dimanapun engkau hidup. Jalanilah hidupmu selaras dengan tuntunan dari suara hatimu. Perbuatanmu seharusnya tetap sama, apakah diamati atau tidak diamati, diperhatikan atau tidak diperhatikan. Walaupun adalah sulit untuk mengendalikan pikiranmu namun pikrian dapat dialihkan. Ketika pikiran sepenuhnya terpusat pada duniawi dan dialihkan menuju pada Tuhan maka ini akan memberikanmu kekuatan moral. Pikiran yang terpusat pada duniawi membuatmu menjadi tawanan di dunia, sedangkan pikiran yang terpusat pada Tuhan akan membebaskanmu. Hatimu adalah gembok dan pikiranmu adalah kuncinya. Ketika engkau memutar kuncinya ke kiri maka gemboknya akan terkunci. Namun jika engkau memutarnya ke kanan maka gemboknya akan terbuka. Ini terkait dengan arah putar kuncinya yang membuat perbedaan. Oleh karena itu, pikiranmu adalah penyebab bagi terbebasnya dirimu dari perbudakan. Apa itu kebebasan (moksha)? Ini bukan tempat yang berAC, namun sebuah keadaan sama sekali tanpa khayalan (moha). (Summer Roses on Blue Mountains 1996, Ch 1)
-BABA
No comments:
Post a Comment