Tuesday, July 11, 2017

Thought for the Day - 10th July 2017 (Monday)

Little minds with no faith may argue that God cannot come as a human being. Man can never describe or delineate the formless and the attributeless, the one beyond qualities. It is only by means of form and attributes that one can pray, adore, worship or even feel the Divine presence. In fact God can be recognised only as human by man, and this is explained in scriptures, "Daivam manusha rupena, God revealed through human form". Hence since time immemorial, God is adored, worshipped and even imagined or pictured by man only in human form, so long as the consciousness as man persists. People easily visualise God as a human, with superhuman or supra-human power, wisdom, love, and compassion. God’s Grace can make the blind see, lame walk and dumb speak. By a mere touch, God can demolish the sins of the past and erect the basis for peace and joy.


Pikiran sempit yang tidak memiliki keyakinan mungkin mendebat bahwa Tuhan tidak bisa hadir dalam wujud manusia. Manusia tidak pernah dapat menjabarkan atau melukiskan Tuhan yang tanpa wujud, tanpa sifat dan melampaui kualitas yang ada. Hanya dengan sarana berupa wujud dan sifat maka Tuhan bisa dipuja, disembah, atau bahkan dirasakan kehadiran-Nya. Sejatinya, Tuhan hanya dapat dikenali oleh manusia sebagai manusia dan hal ini dijelaskan dalam naskah suci yaitu “Daivam manusha rupena, Tuhan mengungkapkan diri-Nya dalam wujud manusia”. Oleh karena itu dari sejak zaman dahulu, Tuhan dipuja, disembah, dan bahkan dibayangkan atau digambarkan oleh manusia hanya dalam wujud manusia, sepanjang masih ada kesadaran manusia. Manusia lebih mudah membayangkan Tuhan dalam wujud manusia, dengan kekuatan manusia super, kebijaksanaan, kasih dan welas asih. Karunia Tuhan dapat membuat yang buta bisa melihat, yang pincang bisa berjalan dan yang bisu bisa bicara. Hanya dengan sentuhan, Tuhan dapat menghancurkan dosa masa lalu dan menanamkan dasar kedamaian dan suka cita. (Divine Discourse, Jul 27, 1980)

-BABA

No comments: