Everyone must develop the spirit of tyaga (sacrifice). You must serve others through the God-gifted body. You must cherish only good and noble thoughts in your mind. You must use your wealth for supporting educational and other institutions to help the people. Offer food to the starving and needy. This is the way to lead a purposeful and sublime life. Life has been given to you not to fatten yourself. The body is the basic instrument for the practice of Dharma (duties). Dedicate your entire time to service and the discharge of your duties. Your Sadhana (spiritual efforts) must not be for selfish ends. It must promote the good of others. Sanctify your lives by giving up selfishness and cultivating selfless love for others. God alone can transform your spiritual efforts into a transcendental experience. You already have the vision of the Divine (sakshatkara). The vision does not come from outside. It is within you, because the Divine is omnipresent.
Setiap orang harus mengembangkan semangat tyaga (berkorban). Engkau harus melayani yang lain melalui tubuh yang diberikan oleh Tuhan. Engkau harus hanya mengharapkan gagasan yang baik dan mulia di dalam pikiranmu. Engkau harus menggunakan kekayaanmu untuk mendukung institusi pendidikan dan yang lainnya untuk membantu orang-orang. Persembahkan makanan pada mereka yang memerlukan dan kelaparan. Ini adalah jalan yang menuntun pada hidup yang penuh arti dan luhur. Hidup telah diberikan kepadamu bukan untuk menggemukkan dirimu sendiri. Tubuh adalah alat yang mendasar untuk menjalankan Dharma (kewajiban). Dedikasikan seluruh waktumu untuk melayani dan pelaksanaan kewajibanmu. Sadhanamu (usaha spiritual) seharusnya tidak untuk tujuan akhir egoisme. Ini harus untuk meningkatkan kebaikan pada yang lainnya. Sucikan hidupmu dengan melepaskan sifat mementingkan diri sendiri dan meningkatkan kasih yang tidak mementingkan diri sendiri untuk yang lainnya. Hanya Tuhan yang dapat merubah latihan spiritualmu menjadi pengalaman rohani. Engkau telah memiliki pandangan akan keillahian (sakshatkara). Pandangan itu tidak datang dari luar. Ini ada di dalam dirimu karena Tuhan adalah ada dimana-mana. (Divine Discourse, Jul 7, 1990)
-BABA
No comments:
Post a Comment