The cultivation of good qualities implies getting rid of all bad qualities. Among the latter, two are particularly undesirable. They are asuya (jealousy) and dwesha (hatred). These two bad qualities are like two conspirators, one aids and abets the other in every action. Asuya is like the pest which attacks the root of a tree. Dwesha is like the pest which attacks the branches, leaves and flowers. When the two combine, the tree, which may look beautiful and flourishing, is utterly destroyed. Similarly, asuya attacks a person from inside and is not visible. Dwesha exhibits itself in open forms. There is hardly anyone who is free from the vice of jealousy. Jealousy may arise even over very trivial matters, and out of jealousy hatred arises. To get rid of hatred one must constantly practise love. Where there is love, there will be no room for jealousy and hatred and where there is no jealousy and hatred, there is real joy.
Peningkatan dari sifat-sifat baik menyatakan secara tidak langsung untuk menghilangkan semua sifat-sifat buruk. Diantara yang terakhir, ada dua sifat buruk yang tidak diinginkan. Kedua sifat itu adalah asuya (kecemburuan) dan dwesha (kebencian). Kedua sifat buruk ini adalah seperti komplotan, keduanya saling membantu dalam setiap perbuatan. Asuya adalah seperti hama yang menyerang akar dari pohon. Dwesha adalah seperti hama yang menyerang dahan, daun, dan bunga. Ketika kedua sifat jahat ini bersatu, pohon itu mungkin kelihatan indah dan subur, namun sejatinya sudah hancur. Sama halnya, asuya menyerang seseorang dari dalam dan tidak terlihat. Dwesha memperlihatkan dirinya dalam wujud yang nyata. Sangat sulit bagi siapapun juga untuk bebas dari sifat cemburu. Cemburu bahkan dapat muncul dalam hal-hal yang sepele dan dari sifat cemburu itu akan muncul kebencian. Untuk melepaskan kebencian maka seseorang harus secara terus-menerus mempraktikkan welas asih. Dimana ada welas asih, disana tidak akan ruang untuk cemburu dan kebencian, dan dimana tidak ada kecemburuan serta kebencian maka disana ada suka cita yang sesungguhnya. (Divine Discourse, Sep 6, 1984)
-BABA
No comments:
Post a Comment