A teacher is like a guidepost. If the guidepost itself is loose, how can it point to the right direction? So, a teacher should have a steady mind. Only then can one guide the students along the right path. The teacher should impart the human values of satya, dharma, shanthi, prema and ahimsa. Many are confused as to what is the foremost value among these five. Love is of paramount importance. Every teacher must teach their students to love and respect their parents, relatives and all fellow-beings. Teachers must have a pure heart and virtues like adherence to truth, good conduct, duty, devotion and discipline, so that they can impart the same to the students. He or she alone, who imparts these virtues to the students, is a teacher in the true sense. The whole world will prosper, when students tread along the right path. Hence it is essential on the part of a teacher, whom the students are bound to emulate, to cultivate virtues.
Seorang guru adalah seperti tonggak penunjuk jalan. Jika penunjuk jalan sendiri adalah tidak tepat, bagaimana penunjuk jalan itu menunjukkan arah yang benar? Jadi, seorang guru seharusnya memiliki pikiran yang tidak goyah. Hanya dengan demikian dapat menuntun para pelajar sepanjang jalan kebenaran. Guru seharusnya menanamkan nilai-nilai kemanusiaan seperti satya, dharma, shanthi, prema, dan ahimsa. Banyak yang bingung tentang apa nilai yang paling penting diantara kelima nilai ini. Jawabannya adalah cinta kasih yang paling utama. Setiap guru harus mengajarkan murid-murid mereka cinta kasih dan menghormati orang tua, kerabat, dan sesama. Guru harus memiliki hati yang suci dan kebaikan seperti taat pada kebenaran, kebajikan, kewajiban, dan disiplin, sehingga mereka dapat menanamkan nilai yang sama pada anak-anak murid. Hanya guru yang menanamkan nilai-nilai kebaikan ini kepada murid-murid adalah guru yang sesungguhnya. Seluruh dunia akan sejahtera, ketika para pelajar menapaki jalan yang benar. Karena itu adalah mendasar bagi guru, yang ditiru oleh anak-anak murid untuk mengembangkan sifat-sifat yang baik. (Divine Discourse, Sep 29, 2000)
-BABA
No comments:
Post a Comment