People in Kerala celebrate the Onam festival by taking an oil bath, wearing new clothes, worshiping Krishna and visiting temples. On Onam day, they cook many special dishes and all members of the family feast together and welcome Emperor Bali to bless them. Emperor Bali was a very noble king, a great and humble devotee. But there was an element of ego in him. The inner significance of Lord Vamana pushing Emperor Bali to the netherworld reveals Lord Vamana crushing Bali’s ego. Understand that God will never tolerate anger and ego. Why are we egoistic? Is it for physical beauty or strength of the senses or intellectual acumen or wealth? None of these is permanent. God has gifted every human being with Truth, Righteousness, Peace, Love and Non-violence. Develop these qualities. On this special day, I bless you all to cultivate a good nature, lead a virtuous life and journey from goodness to ‘Godliness’ (Madhavathwa).
Masyarakat di Kerala merayakan perayaan suci Onam dengan mandi minyak, memakai pakaian baru, memuja Sri Krishna dan mengunjungi tempat suci. Pada hari suci Onam, mereka memasak masakan spesial dan semua anggota keluarga makan bersama dan menyambut maharaja Bali untuk memberkati mereka. Maharaja Bali dulunya adalah seorang raja yang mulia, hebat dan bhakta yang rendah hati. Namun ada unsur ego di dalam dirinya. Makna yang terpendam dibalik Vamana avatara mendorong maharaja Bali ke dunia bawah adalah mengungkapkan Vamana Avatara menghancurkan ego dari Maharaja Bali. Pahamilah bahwa Tuhan tidak akan pernah memberikan toleransi pada kemarahan dan ego. Mengapa kita menjadi sangat egois? Apakah ini untuk kecantikan fisik atau kekuatan indera atau ketajaman pikiran atau untuk kekayaan? Tidak ada satupun yang disebutkan tadi bersifat kekal. Tuhan telah memberikan setiap manusia dengan kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih dan tanpa kekerasan. Kembangkan sifat-sifat ini. Dalam hari yang spesial ini, Aku memberkatimu semuanya untuk meningkatkan sifat yang baik, menjalani hidup yang mulia dan melangkah dari kebaikan menuju ‘ke-Tuhan-an’ (Madhavathwa). (Divine Discourse, Sep 5, 2006)
-BABA
No comments:
Post a Comment