Don’t seek more and more happiness (sukham); seek wisdom (jnanam) instead. Mind is a fertile field for ignorance. Wipe out all traces of the mind (Mano Nasanam). How to destroy the mind? It’s easy. The mind is stuffed with desire. It is a ball filled with air like a football. Puncture it and it will not move. Nirvana means, without air. In a square tank filled with water, water appears square; if the field is circular or rectangular, the sheet of water that fills it will resemble the same geometrical shape. The mind takes on the form of the desire that fills it. Another example - it is like a piece of cloth, the warp and the woof being the yarn of desire. The texture, colour, durability, and the shine of the cloth will depend upon the desire that constitutes the warp and woof. Remove the yarn one by one and the cloth disappears. This is the technique to destroy the mind.
Jangan mencari semakin banyak kesenangan (sukham); malahan carilah kebijaksanaan (jnanam). Pikiran adalah lahan subur untuk kebodohan. Bersihkan semua jejak-jejak pikiran (Mano Nasanam). Bagaimana cara menghancurkan pikiran? Ini adalah gampang. Pikiran diisi dengan keinginan. Ini diibaratkan seperti sebuah bola yang diisi dengan udara seperti bola sepak. Kempeskan bola itu dan bola itu tidak akan bergerak. Nirvana berarti tanpa udara. Dalam tangki persegi diisi dengan air, air kelihatan persegi; jika bidangnya melingkar atau persegi panjang, bentuk air yang mengisinya akan menyerupai bentuk geometris yang sama. Pikiran mengambil bentuk keinginan yang mengisinya. Contoh yang lain – ini seperti sehelai kain, dasar kain itu adalah rajutan dari benang-benang keinginan. Tekstur, warna, daya tahan dan kilauan dari kain akan tergantung dengan keinginan penyusun dasarnya. Lepaskan rajutan benang itu satu per satu dan kain itu akan hilang. Ini adalah teknik untuk menghancurkan pikiran. (Divine Discourse, Oct 16, 1964)
-BABA
No comments:
Post a Comment